Sinopsis Film

Seorang narator tanpa nama yang menderita insomnia dan bosan dengan kehidupan kerah putihnya. Ia bertemu dengan penjual sabun karismatik bernama Tyler Durden, dan bersama-sama mereka mendirikan klub pertarungan bawah tanah ” Fight Club “sebagai bentuk pelampiasan frustrasi.

Rating

Cinematografi : 9/10

Secara visual, sinematografi dalam Fight Club dirancang untuk menciptakan ketidaknyamanan yang estetis. Sang sutradara, David Fincher, menggunakan palet warna yang didominasi oleh nuansa hijau pucat, kuning pudar, dan pencahayaan yang minim. Pendekatan ini berhasil memvisualisasikan dunia yang “sakit” dan kumuh, selaras dengan kondisi insomnia serta kekacauan mental yang dialami sang tokoh utama. Setiap bingkai gambar seolah mengajak penonton masuk ke dalam atmosfer bawah tanah yang lembap dan suram, di mana realitas terasa kabur dan penuh distorsi.

Story : 9/10

Alur cerita film ini menawarkan kedalaman yang jauh melampaui sekadar aksi pertarungan fisik. Narasi yang dibangun merupakan sebuah kritik cerdas terhadap budaya konsumerisme dan krisis identitas pria di era modern. Cerita bergulir melalui perspektif narator yang sedang mencari makna hidup di tengah rutinitas yang membosankan. Alurnya disusun dengan sangat rapi, perlahan membawa penonton menyelami psikis karakter hingga mencapai puncaknya pada plot twist yang legendaris. Ini adalah kisah tentang pencarian jati diri yang dikemas dalam bentuk pemberontakan yang radikal namun menggugah pemikiran.

Acting : 9/10

Kekuatan utama film ini terletak pada interpretasi peran yang luar biasa dari para aktornya. Edward Norton tampil sangat meyakinkan sebagai sosok pria biasa yang terlihat letih, hampa, dan tertekan oleh tuntutan sosial; ekspresi wajahnya benar-benar mewakili seseorang yang kehilangan arah. Di sisi lain, Brad Pitt (sebagai Tyler Durden) menghadirkan energi yang kontras ia tampil karismatik, liar, dan penuh percaya diri, seolah menjadi manifestasi dari semua keberanian yang tidak dimiliki sang narator. Chemistry keduanya, ditambah dengan kehadiran Helena Bonham Carter yang eksentrik dan rapuh, menciptakan dinamika emosional yang sangat hidup dan membekas di ingatan.

Kategori: Movie

0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *